Memory

Memory
Rev. Sihotang

Kamis, 28 November 2013

Khotbah Minggu, 01 Desember 2013



SERMON EVANGGELIUM MINGGU 01 DESEMBER 2013
Jesaya 2 : 1-5
Oleh: Pdt. MT. Pasaribu, S.Th

Tema:
IA DATANG MENJADI HAKIM ANTARA BANGSA-BANGSA

I. Latarbelakang Sejarah Dalam Nats.
Pada masa itu kerajaan Assyur yang dipimpin oleh Sanherib semakin kuat (2 Raja 18: 13-37), dan semakin mendesak kerajaan-kerajaan kecil di sekitarnya, seperti Aram (Syria), Efraim (Israel Utara) dan Yehuda (Israel Selatan). Pada tahun 732 SM Aram ditahlukkan, kemudian menyusul Israel Utara tahun 721 SM, sehingga tinggal Yehuda yang semakin terdesak. Dalam situasi genting itu, mereka bukannya minta pertolongan pada kuasa Tuhan tapi malah berusaha menjalin sekutu dengan bangsa sekitar.
Di kemudian hari Yehuda pun semakin terdesak dengan terkepungnya Yerusalem, tetapi pada akhirnya Assyur tidak mampu menundukkannya. Keberhasilan Yehuda ini dikatakan Yesaya bahwa itu adalah dikarenakan kuat kuasa Tuhan. Hal inilah dasar yang melatarbelakangi nubuat Yesaya dalam nats ini.

II. Penjelasan Nats
Yesaya menegaskan bahwa apa yang disampaikannya itu adalah firman yang berasal dari Tuhan, bukan buah dari pikirannya sendiri  (ayt.1). Dalam ayat 2 dituliskan, “Demikian isi firman tersebut, “Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit”. “Pada hari-hari terakhir” maksudnya bukan pada masa akhir dunia (parousia), tetapi pada suatu saat nantinya. Barangkali nubuatan Yesaya ini percis seperti yang diungkapkan Nommensen ketika memandang dari bukit Siatas Barita Tarutung, bahwa pada suatu saat nantinya akan berdiri banyak berdiri gereja di lembah Silindung.
Yesaya ingin menggambarkan pada masa mendatang akan kembali berdiri tegak rumah Tuhan di atas bukit-bukit di Yerusalem. Memang pada masa itu Rumah Tuhan masih berdiri kokoh di bukit Moria yang didirikan Salomo (II Taw 3:1). Dan Yerusalem pun masih utuh, tetapi saat itu sedang terancam oleh kerajaan Asyur. Sehingga peribadatan di sana pun terhenti dan rumah Tuhan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Meskipun demikian suasana yang terjadi, namun akhirnya Allah sendiri yang menyelamatkan Yerusalem dengan membunuh 185.000 orang Asyur di perkemahan mereka (baca II Raja-raja 19:1-37). Setelah itu rumah Tuhan dibuka kembali dan banyak orang dari bangsa-bangsa datang berduyun-duyun ke sana untuk menyembah Tuhan (ayt.2-3). Pada akhirnya semua kejahatan, ketidakadilan, dan pemberontakan yang menentang Allah dan hukumNya akan ditumpas. Dan kebenaran akan memerintah (bd. Yes 59:20-60:3,14; Yer 33:14-16; Za 2:10-12). Nubuat ini mencerminkan maksud terakhir Allah bagi Israel dan umat manusia; ini digenapi di dalam Yesus Kristus sendiri, yang menjalankan keadilan dan kebenaran di bumi (Yes 9:1-7; 11:3-5). 
Istilah gunung Sion yang dicatat dalam ayat 3 adalah tempat rumah Tuhan. Gunung itu menggambarkan kekudusanNya dimana tempat  Allah bersemayam. Di tempat ini akan ada keinginan dan kerinduan untuk bersama-sama bersekutu dengan Tuhan. Bukan hanya pergi ke sana, tetapi yang lebih penting lagi adalah untuk mendengar pengajaranNya. Sehingga mereka boleh berjalan seturut dengan jalan-jalan Tuhan (ayt.3). Sebab dari sanalah mereka akan mendapatkan firman pengajaran Tuhan untuk menjadi bekal rohani dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Kemudian dalam ayat 4 dikatakan Yesaya bahwa Tuhan itu akan menjadi hakim di antara bangsa-bangsa. Sehingga Tuhan akan mengadili setiap bangsa sesuai dengan pikiran dan perbuatan mereka masing-masing. Sikap keadilan dan sebagai hakim inilah yang mendorong Tuhan menyelamatkan Yerusalem dari serangan Assyur.  Kita tahu bahwa tugas hakim adalah membuat keputusan yang adil terhadap perselisihan dan memutuskan perkara dengan  penyelesaian damai. Allah sebagai hakim akan membawa perdamaian kepada bangsa-bangsa yang berperang, digambarkan bahwa senjata pedang akan diganti menjadi mata bajak dan tombak akan diganti menjadi pisau pemangkas (ayt.4). Artinya aktivitas perang akan berhenti kemudian akan diganti dengan aktivitas pertanian dengan tujuan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan manusia.
Selanjutnya di ayat 5, Yesaya mengajak orang Yehuda sebagai keturunan Yakub, agar senantiasa berjalan dalam terang Tuhan. Mengapa harus demikian?, karena mereka adalah bangsa pilihan yang hendak dijadikan sebagai pembias sinar terangNya kepada seluruh bangsa. Ajakan ini sangat perlu, sebab bisa saja terjadi lewat ajaran Tuhan di gunung Sion itu maka bangsa-bangsa lain akan selamat, sementara bangsa Yehuda sendiri tidak. Bangsa-bangsa lain  akan hidup dalam terang Allah, bangsa Yehuda akan tinggal dalam kegelapan. Karena itulah Yesaya mengajak mereka supaya jangan sempat seperti itu yang terjadi. Mereka diajak untuk berjalan dalam terang Tuhan, artinya hidup seturut dengan kehendak Tuhan, taat kepada perintahNya dan hidup menurut jalan-jalanNya. Tidak ada bedanya bangsa Yehuda dengan bangsa-bangsa lain, sebab barang siapa yang berjalan dalam terang Tuhan akan selamat, tetapi sebaliknya bangsa manapun yang hidup dalam kegelapan akan hancur.

III. Aplikasi Nats
1.      Kehidupan orang kristen adalah bukan kehidupan yang biasa-biasa saja, tetapi kehidupan yang penuh dengan tantangan dan perjuangan, bagaikan naik ke puncak gunung untuk menuju kesempurnaan. Semakin tinggi kita menaiki gunung itu (semakin kuat iman), maka semakin luaslah pandangan kita (semakin damai di hati). Biasanya orang yang punya pandangan atau wawasan luas akan semakin tenang dan bijak menghadapi aneka persoalan. Dari atas gunung itu juga pemandangan kita terhadap sebuah obyek akan berubah. Apa yang sebenarnya besar, misalnya kayu-kayu hutan di seberang namun bila dipandang dari atas gunung itu maka tampaknya akan menjadi begitu kecil. Demikian jugalah orang percaya yang kuat iman dalam menghadapi aneka pergumulan hidupnya. Sebesar apa pun persoalan yang dihadapi akan menjadi kecil atau biasa-biasa saja yang diubahkan oleh sudut pandangnya. Namun bukan dalam arti menjadi menyepelekan segala sesuatu, tetapi keyakinan atau iman kita menjadikan kita kuat dalam menghadapinya, sehingga masalah itu tidak menjadi penghalang. Sudut pandang dari atas gunung itu juga akan menciptakan keindahan, meskipun yang kita pandang itu adalah semak belukar. Demikian jugalah aneka persoalan hidup itu (semak belukar - angka na rundut i) akan kita pandang menjadi indah pada akhirnya. Pengkotbah mengatakan bahwa segala sesuatunya akan menjadi indah pada waktunya (Pengkotbah 3: 11). Orang bijak berkata bahwa setiap celaka ada hikmahnya. Selain keindahan, kesejukan oleh lambaian angin juga akan terasa di atas gunung itu. Demikianlah orang percaya yang berjalan dalam terang ajaran firman Tuhan akan merasakan kesejukan rohani dan jasmaninya.
2.      Bertolak dari damainya di rumah Tuhan (gereja), marilah kita ajak para saudara dan handai tolan, agar di sana mereka juga turut bersama-sama dengan kita mendengarkan ajaran Tuhan. Sehingga lewat pendengaran akan firman Tuhan, kerohanian kita akan semakin bertumbuh, sukacita akan menemani kita sehingga dapat merasakan indahnya hidup ini. Sebelum mendengarkan firman Tuhan, sebaiknya kita berdoa, menenangkan diri serta mendekatkan diri pada Tuhan seperti yang dilakukan orang Yehuda di gunung Sion tersebut.
3.      Tuhan itu adalah hakim yang adil di antara kita. Dialah tempat mendapatkan keadilan yang sepenuhnya yang tidak kita dapatkan dari hakim yang ada di dunia ini. Namun ada hal penting yang mesti kita lakukan, yaitu mengganti pedang dan tombak (yaitu hal yang kita pakai menyakiti atau menghancurkan kehidupan orang lain) menjadi mata bajak dan pisau pemangkas (yaitu hal-hal yang memberi kehidupan dan kesejahteraan kepada orang lain). Minggu kita kali ini adalah minggu advent yang pertama. Advent artinya penantian. Saat ini kita sedang menanti datangnya hakim dan wasit yang adil itu. Maka sambutlah Dia dalam hidupmu dengan berjalan dalam terang firman Tuhan. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu (Yes. 60:2). Amin!

IV. Nyanyian
KEBAKTIAN BHS. INDONESIA
1. 19 : 1+3+5
3. 408 : 1
5. 247 : 1 …..
7. 344 : 1 ….
2. 38 : 3+5
4. 9     : 4-5
6. 54   : 3-4




KEBAKTIAN BHS. TOBA
1. 38 : 1-3
3. 357 : 5
5. 10   : 2 ….
7. 404/31: 1 ….
2. 43 : 1-2
4. 44   : 1-2
6. 341 : 1+3


G. Titah: Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu (Yeremia 29 : 7)

Ringkoti hamu huhut hasonangan ni huta na hubahen i, jala tangiangkon hamu tu Jahowa, ai molo marhasonangan huta i, marhasonangan ma dohot hamu (Jeremia 29: 7).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar