SERMON
EVANGGELIUM MINGGU 01 DESEMBER 2013
Jesaya
2 : 1-5
Oleh: Pdt. MT. Pasaribu, S.Th
Tema:
IA DATANG MENJADI HAKIM ANTARA BANGSA-BANGSA
I. Latarbelakang Sejarah Dalam Nats.
Pada masa itu kerajaan Assyur yang dipimpin oleh Sanherib
semakin kuat (2 Raja 18: 13-37), dan semakin mendesak kerajaan-kerajaan kecil
di sekitarnya, seperti Aram (Syria), Efraim (Israel Utara) dan Yehuda (Israel
Selatan). Pada tahun 732 SM Aram ditahlukkan, kemudian menyusul Israel Utara
tahun 721 SM, sehingga tinggal Yehuda yang semakin terdesak. Dalam
situasi genting itu, mereka bukannya minta pertolongan pada kuasa Tuhan tapi
malah berusaha menjalin sekutu dengan bangsa sekitar.
Di kemudian hari Yehuda pun
semakin terdesak dengan terkepungnya Yerusalem, tetapi pada akhirnya Assyur
tidak mampu menundukkannya. Keberhasilan Yehuda ini dikatakan Yesaya bahwa itu
adalah dikarenakan kuat kuasa Tuhan. Hal inilah dasar yang melatarbelakangi
nubuat Yesaya dalam nats ini.
II. Penjelasan Nats
Yesaya
menegaskan bahwa apa yang disampaikannya itu adalah firman yang berasal dari
Tuhan, bukan buah dari pikirannya sendiri
(ayt.1). Dalam ayat 2 dituliskan, “Demikian isi firman tersebut, “Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat
rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di
atas bukit-bukit”. “Pada hari-hari terakhir” maksudnya bukan pada masa akhir
dunia (parousia), tetapi pada suatu
saat nantinya. Barangkali nubuatan Yesaya ini percis seperti yang diungkapkan
Nommensen ketika memandang dari bukit Siatas Barita Tarutung, bahwa pada suatu
saat nantinya akan berdiri banyak berdiri gereja di lembah Silindung.
Yesaya
ingin menggambarkan pada masa mendatang akan kembali berdiri tegak rumah Tuhan di atas bukit-bukit di Yerusalem. Memang pada masa itu Rumah
Tuhan masih berdiri kokoh di bukit Moria yang didirikan Salomo (II Taw 3:1).
Dan Yerusalem pun masih utuh, tetapi saat itu sedang terancam oleh kerajaan
Asyur. Sehingga peribadatan di sana pun terhenti dan rumah Tuhan tidak
berfungsi sebagaimana mestinya.
Meskipun demikian suasana yang terjadi, namun akhirnya Allah
sendiri yang menyelamatkan Yerusalem dengan membunuh 185.000 orang Asyur di
perkemahan mereka (baca II Raja-raja 19:1-37). Setelah itu rumah Tuhan dibuka
kembali dan banyak orang dari bangsa-bangsa datang berduyun-duyun ke sana untuk
menyembah Tuhan (ayt.2-3). Pada akhirnya semua kejahatan, ketidakadilan,
dan pemberontakan yang menentang Allah dan hukumNya akan ditumpas. Dan
kebenaran akan memerintah (bd. Yes
59:20-60:3,14; Yer
33:14-16; Za
2:10-12). Nubuat ini mencerminkan maksud terakhir Allah bagi Israel dan
umat manusia; ini digenapi di dalam Yesus Kristus sendiri, yang menjalankan
keadilan dan kebenaran di bumi (Yes
9:1-7; 11:3-5).
Istilah gunung Sion yang dicatat dalam ayat 3 adalah tempat
rumah Tuhan. Gunung itu menggambarkan kekudusanNya dimana tempat Allah
bersemayam. Di tempat ini akan ada keinginan dan
kerinduan untuk bersama-sama bersekutu dengan Tuhan. Bukan hanya pergi ke sana,
tetapi yang lebih penting lagi adalah untuk mendengar pengajaranNya. Sehingga
mereka boleh berjalan seturut dengan jalan-jalan Tuhan (ayt.3). Sebab dari
sanalah mereka akan mendapatkan firman pengajaran Tuhan untuk menjadi bekal
rohani dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Kemudian dalam ayat 4 dikatakan Yesaya bahwa Tuhan itu akan
menjadi hakim di antara bangsa-bangsa. Sehingga Tuhan akan mengadili setiap
bangsa sesuai dengan pikiran dan perbuatan mereka masing-masing. Sikap keadilan
dan sebagai hakim inilah yang mendorong Tuhan menyelamatkan Yerusalem dari
serangan Assyur. Kita tahu bahwa tugas
hakim adalah membuat keputusan yang adil terhadap perselisihan dan memutuskan
perkara dengan penyelesaian damai. Allah sebagai hakim akan membawa
perdamaian kepada bangsa-bangsa yang berperang, digambarkan bahwa senjata
pedang akan diganti menjadi mata bajak dan tombak akan diganti menjadi pisau
pemangkas (ayt.4). Artinya aktivitas perang akan berhenti kemudian akan diganti
dengan aktivitas pertanian dengan tujuan meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan manusia.
Selanjutnya
di ayat 5, Yesaya mengajak orang Yehuda sebagai keturunan Yakub, agar
senantiasa berjalan dalam terang Tuhan. Mengapa harus demikian?, karena mereka adalah bangsa pilihan yang hendak dijadikan sebagai
pembias sinar terangNya kepada seluruh bangsa. Ajakan ini sangat perlu, sebab
bisa saja terjadi lewat ajaran Tuhan di gunung Sion itu maka bangsa-bangsa lain
akan selamat, sementara bangsa Yehuda sendiri tidak. Bangsa-bangsa lain
akan hidup dalam terang Allah, bangsa Yehuda akan tinggal dalam
kegelapan. Karena itulah Yesaya mengajak mereka supaya jangan sempat seperti
itu yang terjadi. Mereka diajak untuk berjalan dalam terang Tuhan, artinya
hidup seturut dengan kehendak Tuhan, taat kepada perintahNya dan hidup menurut
jalan-jalanNya. Tidak ada bedanya bangsa Yehuda dengan bangsa-bangsa lain,
sebab barang siapa yang berjalan dalam terang Tuhan akan selamat, tetapi
sebaliknya bangsa manapun yang hidup dalam kegelapan akan hancur.
III. Aplikasi Nats
1.
Kehidupan orang kristen adalah bukan kehidupan
yang biasa-biasa saja, tetapi kehidupan yang penuh dengan tantangan dan
perjuangan, bagaikan naik ke puncak gunung untuk menuju kesempurnaan. Semakin
tinggi kita menaiki gunung itu (semakin
kuat iman), maka semakin luaslah pandangan kita (semakin damai di hati). Biasanya orang yang punya pandangan atau
wawasan luas akan semakin tenang dan bijak menghadapi aneka persoalan. Dari
atas gunung itu juga pemandangan kita terhadap sebuah obyek akan berubah. Apa
yang sebenarnya besar, misalnya kayu-kayu hutan di seberang namun bila
dipandang dari atas gunung itu maka tampaknya akan menjadi begitu kecil.
Demikian jugalah orang percaya yang kuat iman dalam menghadapi aneka pergumulan
hidupnya. Sebesar apa pun persoalan yang dihadapi akan menjadi kecil atau
biasa-biasa saja yang diubahkan oleh sudut pandangnya. Namun bukan dalam arti
menjadi menyepelekan segala sesuatu, tetapi keyakinan atau iman kita menjadikan
kita kuat dalam menghadapinya, sehingga masalah itu tidak menjadi penghalang.
Sudut pandang dari atas gunung itu juga akan menciptakan keindahan, meskipun
yang kita pandang itu adalah semak belukar. Demikian jugalah aneka persoalan
hidup itu (semak belukar - angka na
rundut i) akan kita pandang menjadi indah pada akhirnya. Pengkotbah
mengatakan bahwa segala sesuatunya akan menjadi indah pada waktunya (Pengkotbah
3: 11). Orang bijak berkata bahwa setiap celaka ada hikmahnya. Selain keindahan,
kesejukan oleh lambaian angin juga akan terasa di atas gunung itu. Demikianlah
orang percaya yang berjalan dalam terang ajaran firman Tuhan akan merasakan
kesejukan rohani dan jasmaninya.
2.
Bertolak dari damainya di rumah Tuhan (gereja),
marilah kita ajak para saudara dan handai tolan, agar di sana mereka juga turut
bersama-sama dengan kita mendengarkan ajaran Tuhan. Sehingga lewat pendengaran
akan firman Tuhan, kerohanian kita akan semakin bertumbuh, sukacita akan
menemani kita sehingga dapat merasakan indahnya hidup ini. Sebelum mendengarkan
firman Tuhan, sebaiknya kita berdoa, menenangkan diri serta mendekatkan diri
pada Tuhan seperti yang dilakukan orang Yehuda di gunung Sion tersebut.
3.
Tuhan itu adalah hakim yang adil di
antara kita. Dialah tempat mendapatkan keadilan yang sepenuhnya yang tidak kita
dapatkan dari hakim yang ada di dunia ini. Namun ada hal penting yang mesti
kita lakukan, yaitu mengganti pedang dan tombak (yaitu hal yang kita pakai
menyakiti atau menghancurkan kehidupan orang lain) menjadi mata bajak dan pisau
pemangkas (yaitu hal-hal yang memberi kehidupan dan kesejahteraan kepada
orang lain). Minggu kita kali ini adalah minggu advent yang pertama. Advent
artinya penantian. Saat ini kita sedang menanti datangnya hakim dan wasit yang
adil itu. Maka sambutlah Dia dalam hidupmu dengan berjalan dalam terang firman
Tuhan. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi
bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi
nyata atasmu (Yes. 60:2). Amin!
IV.
Nyanyian
KEBAKTIAN
BHS. INDONESIA
1. 19 : 1+3+5
|
3. 408 : 1
|
5. 247 : 1
…..
|
7. 344 : 1 ….
|
2. 38 : 3+5
|
4. 9 : 4-5
|
6. 54 : 3-4
|
|
KEBAKTIAN
BHS. TOBA
1. 38 : 1-3
|
3. 357 : 5
|
5. 10 : 2 ….
|
7. 404/31: 1
….
|
2. 43 : 1-2
|
4. 44 : 1-2
|
6. 341 : 1+3
|
|
G. Titah: Usahakanlah
kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada
TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu (Yeremia 29 : 7)
Ringkoti
hamu huhut hasonangan ni huta na hubahen i, jala tangiangkon hamu tu Jahowa, ai
molo marhasonangan huta i, marhasonangan ma dohot hamu (Jeremia 29: 7).